
JAKARTA (voa-islam.com) – Setelah seminggu menginap di RS Polri Jakarta, akhirnya jenazah bomber isytisyhad
Muhammad Syarif Astanagarif dimakamkan di blok Mujahidin TPU Pondok
Ranggon, satu blok dengan makam Syaifudin Zuhri, Muhammad Syahrir dan
Ibrahim.
Mendengar informasi akan dimakamkannya
jenazah Syarif, kru liputan voa-islam.com segera meluncur ke TPU Pondok
Ranggon, Jakarta Timur pukul 09.40. Setelah menunggu beberapa lama,
terlihat sebuah Ambulance dan beberapa mobil kendaraan pelayat.
Dari keterangan petugas, ternyata
benar, ini adalah prosesi pemakaman jenazah Syarif yang tewas seminggu
yang lalu dengan aksi bom istisyhad di Mapolresta Cirebon.
Jenazah Syarif dikuburkan pada Jum'at
pagi (22/4/2011) sekitar pukul 10.00 di Blok AB komplek pemakaman
Pondok Ranggon Jakarta Timur. Nampaknya blok pemakaman ini dikhususkan
untuk para mujahidin yang dituding teroris. Tahun lalu, jenazah
Syaifudin Zuhri, Muhammad Syahrir dan Ibrahim. Syaifudin Zuhri dan
Muhammad Syahrir adalah dua bersaudara bomber Hotel Mariot dan Ritz
Carlton, sedangkan Ibrahim Ibrahim ditembak mati Densus di Temanggung,
Jawa Tengah.
Jenazah lain yang dimakamkan di blok
ini adalah dua mujahidin tak dikenal yang ditembak mati oleh Densus di
Cawang, Jakarta Timur. Kedua jenazah tak teridentifikasi ini diberi
nama MR. X-I/CWG/0001 dan MR. X-I/CWG/0002.
Prosesi pemakaman yang hanya
berlangsung singkat sekitar 20 menit ini diiringi belasan orang
termasuk wartawan dan kedua orang tua Syarif.

Jenazah Syarif dimakamkan di Pondok
Ranggon setelah sebelumnya ditolak warga untuk dimakamkan di kampung
halamannya di Cirebon. Padahal semasa hidupnya Syarif terlihat aktif
dalam berbagai aksi pembelaan terhadap umat Islam.
Pasca aksi pemboman di komplek
Mapolresta, Jum'at (15/4/2011) pekan lalu, kontroversi dan polemik
merebak mengenai sosok Syarif dan aksi bomnya.
Semua tanda tanya tentang sosok Syarif itu terjawab oleh pesan almarhum yang dituliskan di balik sampul buku "Jihad di Asia Tengah: Perang Akhir Zaman"
yang ditemukan di rumah mertuanya, Desa Panjalinan Kidul, Kecamatan
Sumber Jaya, Majalengka, Jawa Barat. Rupanya, buku jihad karangan Syekh
Abu Mus'ab As-Suri menginspirasi jihad Syarif, sehingga sebelum
ajalnya, menorehkan pesan sbb:
"Bahwa saya: Muhammad Syarif Insya
Allah atas/izin Allah, sangat, sangat!!!!!! Meninggal Syahid. Bukan
karena ingin disebut Mujahid tetapi kemuliaan Syahid telah melekat
berat di hati. Dengan janji dari yang menciptakan saya dan yang akan
mensucikan saya Yaitu janji Allah.......Allah....... Allah. Pesan saya:
Sungguh kehidupan dunia hanya menipu."
Kontras sekali dengan spirit menantunya
yang anti polisi, Abdul Ghofur justru mengagung-agungkan aparat
kepolisian. " Polisi itu sudah seperti Rosul, maka kita harus patuh
kepadanya," ujarnya kepada wartawan usai pemakaman.

Ada kejanggalan yang ditemukan wartawan
voa-islam.com dalam liputan pemakaman kemarin. Wartawan yang turut
meliput pemakaman Mr. X-1 dan Mr. X-2 pada Selasa (8/5/2010) tahun
lalu, hafal betul letak makam keduanya, yakni di samping makam M.
Sjahrir dan Syaifudin Zuhri. Jumat kemarin, menurut pantauan wartawan
voa-islam.com, makam Mr. X-1 dan Mr. X-2 sudah tidak ada lagi. Justru
lokasi makam Mr. X itulah yang saat ini dijadikan sebagai tempat
pemakaman Syarif.
Apakah mereka sengaja menghilangkan
jejak, karena makam Mr X itu adalah saksi bisu kebrutalan aparat dalam
membunuh dan menuding aktivis sebagai teroris tanpa bukti? Wallahu
a'lam! [Abu Nayat, A Widad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari jalin silaturahim dengan
Berikan komentar anda untuk kemajuan Blog ini.